Ternyata
minyak sawit yang biasa digunakan sebagai minyak goreng mengandung komponen
aktif yang menakjubkan, yaitu kandungan beta keroten atau pro-vitamin A dan
vitamin E untuk menurunkan kolesterol dan menghambat penuaan.
Minyak
sawit dengan Derivat Super Olein pada mulanya dikenal dengan nama Tropical Oil,
biasa digunakan sebagai minyak sayur atau minyak
goreng. Selain itu juga menjadi bahan pembuatan margarin yang biasa dioleskan
pada roti tawar, shortening untuk pembuatan roti dan biskuit, dan sebagai bahan
baku deep frying oil yang banyak digunakan untuk menggoreng di restoran fast
food.
Jenis minyak sawit jadi terkenal saat memasuki pasaran dunia, khususnya Amerika, dan merupakan ancaman bagi petani dan industri kedelai yang juga menghasilkan minyak sayur. Petani kedelai Amerika mulai panik karena minyak sawit dengan harga murah mempunyai mutu yang tidak kalah dengan minyak kedelai.
Saat
itulah minyak sawit dituduh dan dikatakan identik dengan saturated fat atau
dengan asam lemak jenuh tinggi, yang mempunyai efek meningkatkan kolesterol
darah. Padahal, kandungan asam lemak jenuh dan kandungan asam lemak tidak jenuh
dalam minyak sawit sebanding dan sangat menguntungkan, yang justru menurunkan
kolesterol darah.
Bayi
Sampai Dewasa
Minyak
sawit dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak berfungsi sebagai media
penghantar panas, menambah citarasa makanan, memperbaiki tekstur makanan dan
sumber energi untuk kebutuhan tubuh dan sangat populer saat ini.
Sekarang
ini minyak sawit merupakan minyak goreng primadona di Indonesia dan menguasai
sebagian besar pasar minyak goreng, mulai dari pasar-pasar tradisional,
warung-warung kecil sampai di pasar swalayan. Minyak goreng Tropical, Sania,
Bimoli, Filma, ABC, 999, Kunci Mas, Vetco Mas dan Delima merupakan sedikit
contoh dari minyak goreng asal minyak sawit.
Minyak
sawit mengandung komponen aktif yang sangat berguna bagi kesehatan dari bayi
sampai orang dewasa. Secara alami minyak sawit merupakan sumber asam lemak
tidak jenuh tunggal (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak tidak
jenuh ganda (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid).
Selain
itu, kandungan zat gizi mikro dalam minyak sawit sangat beragam jenisnya, yang
berguna untuk tubuh dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Zat gizi
mikro itu dikenal sebagai komponen aktif seperti karotenoid pro-vitamin A (beta
karoten), karotenoid non pro vitamin A, tokoferol dan tokotrienol, asam lemak
esensial (Linoleat dan Linolenat) dan fitosferol.
Anti
Kanker
Karotenoid
adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning sampai merah yang terbagi ke
dalam dua golongan yaitu:
1.
Karotenoid pro-vitamin A yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif seperti beta
karoten, alfa karoten, dan gama karoten.
2.
Karotenoid non pro-vitamin A yaitu non nutrisi aktif seperti fucoxanthin,
neokanthin dan violaxanthin.
Karoten
berupa karotenoid pro-vitamin A yang terdapat dalam minyak sawit merupakan
anugerah alam yang dikenal sebagai komponen aktif. Karoten terdiri dari tiga
jenis yaitu alfa, beta dan gama karoten. Yang paling dominan dan banyak
jumlahnya dalam minyak sawit adalah beta karoten.
Beta
karoten adalah pro-vitamin A, yang kegunaannya dalam tubuh untuk berbagai
keperluan. Beta karoten baik bagi pertumbuhan, mencegah kebutaan, untuk
reproduksi pemeliharaan sel epitel dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
berbagai macam penyakit. Selain itu, karoten juga sangat baik untuk kesehatan
kulit. Karoten juga berfungsi sebagai antioksidan.
Karotenoid
non pro-vitamin A maupun Karotenoid pro-vitamin A berfungsi sebagai antioksidan,
yang berperan dalam mencegah timbulnya penyakit kanker, mencegah proses penuaan
terlalu dini, dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Salah
satu dari teori penyebab kanker adalah terjadinya mutasi sifat sel yang diduga
disebabkan oleh adanya radikal bebas.
Karotenoid
pro-vitamin A dan karotenoid non pro-vitamin A sudah dilaporkan mampu bertindak
sebagai pemusnah radikal bebas yang dihasilkan pada proses metabolisme dalam
tubuh. Sudah terbukti bahwa karotenoid sangat efisien dalam menetralisir
radikal oksigen dan efek peroksida lain serta mengurangi peluang terbentuknya
sel kanker.
Menunda
Penuaan
Tokoferol
merupakan antioksidan alami yang paling efektif, yang banyak terdapat dalam
minyak nabati, khususnya minyak sawit. Ada beberapa jenis tokoferol yang
mempunyai aktivitas vitamin E dan yang paling potensial adalah alfa tokoferol.
Peranan
alfa tokoferol dan alfa tokotrienol terhadap metabolisme kolesterol berkaitan
dengan proses aterogenesis secara langsung atau disebut juga sebagai
atherosclerosis protecting agent. Tokoferol alami, terkandung banyak dalam
minyak sawit.
Teori
paling baru penyebab terjadinya mutasi (perubahan sel yang seharusnya jinak
menjadi ganas) disebabkan oleh adanya radikal bebas. Vitamin E dan karotenoid
dilaporkan mampu bertindak sebagai pemusnah radikal bebas. Bahkan analog
vitamin E yang disebut tokotrienol, yang terdapat dalam minyak kelapa sawit,
mempunyai kemampuan 40 kali tokoferol sebagai antioksidan.
Chong
dari Institut Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit Mallaya memberikan gambaran yang
sangat jelas. Peneliti ini menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit mengandung
komponen aktif yang dapat menekan perkembangan kanker. Zat yang bersifat
antioksidan tersebut bukan hanya karotenoid , tetapi zat-zat lain seperti yang
terdapat dalam minyak sawit yaitu tokoferol dan tokotrienol.
Sebagai
zat antitua, tokoferol menjadi pemusnah radikal bebas yang dapat mengendalikan
reaksi metabolisme dalam tubuh ke dalam keadaan normal, akibat percepatan
reaksi oleh radikal bebas. Terkendalinya radikal bebas dapat memperlambat
lajunya proses penuaan.
Pendamping
ASI
Hewan
dan juga manusia, memerlukan makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh
berikatan rangkap banyak (PUFA) antara lain asam linoleat, alfa linoleat yang
banyak terdapat dalam minyak goreng khususnya minyak kelapa sawit.
Asam-asam
lemak esensial ini dan metabolit-metabolit turunannya merupakan prekursor dari
prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin. Senyawa-senyawa ini berperan dalam
berbagai fungsi dan sifat fisiologis untuk kesehatan jantung. Kekurangan asam
lemak esensial akan menimbulkan gangguan metabolisme, yang menyebabkan
pertumbuhan terhambat, dermatitis dan gangguan reproduksi.
Komposisi
asam lemak minyak sawit terutama oleat (18:1), Omega 9, linoleat (18:2), omega
6 dan linolenat (18:3) ada kemiripan dengan komposisi asam lemak ASI (air susu
ibu). K eberadaan ketiga asam lemak itu penting dalam makanan.
Dengan
melihat kenyataan ini, minyak kelapa sawit mempunyai potensi sebagai
minyak/lemak yang dapat digunakan untuk komponen makanan pendamping ASI,
sebagai sumber energi dari lemak, dan untuk komponen makanan bayi/ balita.
Makanan pendamping ASI komposisi asam lemaknya harus mirip dengan yang terdapat
dalam ASI.
Dilihat
dari komposisi kimianya, sebagian besar otak tersusun dari lemak dan protein,
sedangkan sisanya berupa karbohidrat. Ada beberapa jenis asam lemak yang
terkandung dalam lemak otak, yaitu asam lemak tidak jenuh di antaranya asam
lemak linoleat, asam lemak linolenat, asam lemak arakhidonat dan asam lemak
decosa hexaenoat.
Untuk
pertumbuhan otak dan organ-organ lainnya, kebutuhan akan asam lemak esensial
yaitu asam lemak alfa linolenat adalah sebesar 0,4 persen dari pemasukan
energi. Sedangkan asam lemak linoleat sebesar 2,4 persen dari pemasukan energi.
Asam
lemak bersama-sama dengan kolesterol membentuk 75 persen bagian myelin,
pembungkus urat syaraf, yang mempercepat penghantar umpuls syaraf. Tanpa myelin
yang cukup, penghantar dan koordinasi neuromuskular akan terganggu.
Tidak
Meningkatkan Kolesterol
Selain
hal tersebut di atas, diketahui pula bahwa mengkonsumsi minyak sawit ternyata
tidak meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini disebabkan karena minyak
sawit mengandung sedikit asam lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah seperti asam miristik dan asam laurik, tetapi mengandung banyak sekali
asam lemak tidak jenuh tunggal, yaitu asam oleat, asam lemak tidak jenuh ganda
seperti asam lemak linoleat, asam lemak linolenat.
Penyakit
jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu. Tingginya kadar
kolesterol terutama dalam fraksi LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol
jahat dalam darah digolongkan salah satu penyebab utama timbulnya penyakit
jantung koroner. Sedangkan tingginya kolesterol dalam HDL (high density
lipoprotein) atau kolesterol baik sangat menguntungkan. Rasio total kolesterol
/ kadar kolesterol HDL yang rendah adalah sangat menguntungkan .
Hasil
penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi minyak sawit dapat meningkatkan
kolesterol HDL sehingga menurunkan rasio kolestrol total/kolesterol LDL dalam
darah. Hal ini berarti mengurangi risiko terjadinya atherosklerosis. Peningkatan
HDL ini diduga karena tingginya kadar asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit.
PUFA-Omega
6 telah terbukti menyebabkan turunnya kolesterol dalam LDL yang terdapat dalam
plasma darah. Asam lemak jenuh rantai panjang memacu terjadinya proses
atherogenesis, sedangkan PUFA yang terdapat banyak dalam minyak sawit justru
akan menghambat terjadinya atherosklerosis. Sedangkan MUFA-Omega 9 yang cukup
tinggi dalam minyak sawit, justru menurunkan kolesterol secara total.
sumber : keluarga-umradani.blogspot.com