Search This Blog

Tuesday, February 9, 2016

KHASIAT MINYAK SAWIT


Ternyata minyak sawit yang biasa digunakan sebagai minyak goreng mengandung komponen aktif yang menakjubkan, yaitu kandungan beta keroten atau pro-vitamin A dan vitamin E untuk menurunkan kolesterol dan menghambat penuaan.

 

 




 

Minyak sawit dengan Derivat Super Olein pada mulanya dikenal dengan nama Tropical Oil, biasa digunakan sebagai minyak sayur atau minyak goreng. Selain itu juga menjadi bahan pembuatan margarin yang biasa dioleskan pada roti tawar, shortening untuk pembuatan roti dan biskuit, dan sebagai bahan baku deep frying oil yang banyak digunakan untuk menggoreng di restoran fast food.




Jenis minyak sawit jadi terkenal saat memasuki pasaran dunia, khususnya Amerika, dan merupakan ancaman bagi petani dan industri kedelai yang juga menghasilkan minyak sayur. Petani kedelai Amerika mulai panik karena minyak sawit dengan harga murah mempunyai mutu yang tidak kalah dengan minyak kedelai.

 

Saat itulah minyak sawit dituduh dan dikatakan identik dengan saturated fat atau dengan asam lemak jenuh tinggi, yang mempunyai efek meningkatkan kolesterol darah. Padahal, kandungan asam lemak jenuh dan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak sawit sebanding dan sangat menguntungkan, yang justru menurunkan kolesterol darah.

 

Bayi Sampai Dewasa

Minyak sawit dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak berfungsi sebagai media penghantar panas, menambah citarasa makanan, memperbaiki tekstur makanan dan sumber energi untuk kebutuhan tubuh dan sangat populer saat ini.

 

Sekarang ini minyak sawit merupakan minyak goreng primadona di Indonesia dan menguasai sebagian besar pasar minyak goreng, mulai dari pasar-pasar tradisional, warung-warung kecil sampai di pasar swalayan. Minyak goreng Tropical, Sania, Bimoli, Filma, ABC, 999, Kunci Mas, Vetco Mas dan Delima merupakan sedikit contoh dari minyak goreng asal minyak sawit.

 

Minyak sawit mengandung komponen aktif yang sangat berguna bagi kesehatan dari bayi sampai orang dewasa. Secara alami minyak sawit merupakan sumber asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA = Mono Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA = Poly Unsaturated Fatty Acid).

 

Selain itu, kandungan zat gizi mikro dalam minyak sawit sangat beragam jenisnya, yang berguna untuk tubuh dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Zat gizi mikro itu dikenal sebagai komponen aktif seperti karotenoid pro-vitamin A (beta karoten), karotenoid non pro vitamin A, tokoferol dan tokotrienol, asam lemak esensial (Linoleat dan Linolenat) dan fitosferol.

 

Anti Kanker

Karotenoid adalah suatu pigmen alami berupa zat warna kuning sampai merah yang terbagi ke dalam dua golongan yaitu:

1. Karotenoid pro-vitamin A yang berfungsi sebagai zat nutrisi aktif seperti beta karoten, alfa karoten, dan gama karoten.

2. Karotenoid non pro-vitamin A yaitu non nutrisi aktif seperti fucoxanthin, neokanthin dan violaxanthin.

 

Karoten berupa karotenoid pro-vitamin A yang terdapat dalam minyak sawit merupakan anugerah alam yang dikenal sebagai komponen aktif. Karoten terdiri dari tiga jenis yaitu alfa, beta dan gama karoten. Yang paling dominan dan banyak jumlahnya dalam minyak sawit adalah beta karoten.

 

Beta karoten adalah pro-vitamin A, yang kegunaannya dalam tubuh untuk berbagai keperluan. Beta karoten baik bagi pertumbuhan, mencegah kebutaan, untuk reproduksi pemeliharaan sel epitel dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai macam penyakit. Selain itu, karoten juga sangat baik untuk kesehatan kulit. Karoten juga berfungsi sebagai antioksidan.

 

Karotenoid non pro-vitamin A maupun Karotenoid pro-vitamin A berfungsi sebagai antioksidan, yang berperan dalam mencegah timbulnya penyakit kanker, mencegah proses penuaan terlalu dini, dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif lainnya. Salah satu dari teori penyebab kanker adalah terjadinya mutasi sifat sel yang diduga disebabkan oleh adanya radikal bebas.

 

Karotenoid pro-vitamin A dan karotenoid non pro-vitamin A sudah dilaporkan mampu bertindak sebagai pemusnah radikal bebas yang dihasilkan pada proses metabolisme dalam tubuh. Sudah terbukti bahwa karotenoid sangat efisien dalam menetralisir radikal oksigen dan efek peroksida lain serta mengurangi peluang terbentuknya sel kanker.

 

Menunda Penuaan

Tokoferol merupakan antioksidan alami yang paling efektif, yang banyak terdapat dalam minyak nabati, khususnya minyak sawit. Ada beberapa jenis tokoferol yang mempunyai aktivitas vitamin E dan yang paling potensial adalah alfa tokoferol.

 

Peranan alfa tokoferol dan alfa tokotrienol terhadap metabolisme kolesterol berkaitan dengan proses aterogenesis secara langsung atau disebut juga sebagai atherosclerosis protecting agent. Tokoferol alami, terkandung banyak dalam minyak sawit.

 

Teori paling baru penyebab terjadinya mutasi (perubahan sel yang seharusnya jinak menjadi ganas) disebabkan oleh adanya radikal bebas. Vitamin E dan karotenoid dilaporkan mampu bertindak sebagai pemusnah radikal bebas. Bahkan analog vitamin E yang disebut tokotrienol, yang terdapat dalam minyak kelapa sawit, mempunyai kemampuan 40 kali tokoferol sebagai antioksidan.

 

Chong dari Institut Penyelidikan Minyak Kelapa Sawit Mallaya memberikan gambaran yang sangat jelas. Peneliti ini menyebutkan bahwa minyak kelapa sawit mengandung komponen aktif yang dapat menekan perkembangan kanker. Zat yang bersifat antioksidan tersebut bukan hanya karotenoid , tetapi zat-zat lain seperti yang terdapat dalam minyak sawit yaitu tokoferol dan tokotrienol.

 

Sebagai zat antitua, tokoferol menjadi pemusnah radikal bebas yang dapat mengendalikan reaksi metabolisme dalam tubuh ke dalam keadaan normal, akibat percepatan reaksi oleh radikal bebas. Terkendalinya radikal bebas dapat memperlambat lajunya proses penuaan.

 

Pendamping ASI

Hewan dan juga manusia, memerlukan makanan yang mengandung asam lemak tidak jenuh berikatan rangkap banyak (PUFA) antara lain asam linoleat, alfa linoleat yang banyak terdapat dalam minyak goreng khususnya minyak kelapa sawit.

 

Asam-asam lemak esensial ini dan metabolit-metabolit turunannya merupakan prekursor dari prostaglandin, tromboksan dan prostasiklin. Senyawa-senyawa ini berperan dalam berbagai fungsi dan sifat fisiologis untuk kesehatan jantung. Kekurangan asam lemak esensial akan menimbulkan gangguan metabolisme, yang menyebabkan pertumbuhan terhambat, dermatitis dan gangguan reproduksi.

 

Komposisi asam lemak minyak sawit terutama oleat (18:1), Omega 9, linoleat (18:2), omega 6 dan linolenat (18:3) ada kemiripan dengan komposisi asam lemak ASI (air susu ibu). K eberadaan ketiga asam lemak itu penting dalam makanan.

 

Dengan melihat kenyataan ini, minyak kelapa sawit mempunyai potensi sebagai minyak/lemak yang dapat digunakan untuk komponen makanan pendamping ASI, sebagai sumber energi dari lemak, dan untuk komponen makanan bayi/ balita. Makanan pendamping ASI komposisi asam lemaknya harus mirip dengan yang terdapat dalam ASI.

 

Dilihat dari komposisi kimianya, sebagian besar otak tersusun dari lemak dan protein, sedangkan sisanya berupa karbohidrat. Ada beberapa jenis asam lemak yang terkandung dalam lemak otak, yaitu asam lemak tidak jenuh di antaranya asam lemak linoleat, asam lemak linolenat, asam lemak arakhidonat dan asam lemak decosa hexaenoat.

 

Untuk pertumbuhan otak dan organ-organ lainnya, kebutuhan akan asam lemak esensial yaitu asam lemak alfa linolenat adalah sebesar 0,4 persen dari pemasukan energi. Sedangkan asam lemak linoleat sebesar 2,4 persen dari pemasukan energi.

 

Asam lemak bersama-sama dengan kolesterol membentuk 75 persen bagian myelin, pembungkus urat syaraf, yang mempercepat penghantar umpuls syaraf. Tanpa myelin yang cukup, penghantar dan koordinasi neuromuskular akan terganggu.

 

Tidak Meningkatkan Kolesterol

Selain hal tersebut di atas, diketahui pula bahwa mengkonsumsi minyak sawit ternyata tidak meningkatkan kadar kolesterol darah. Hal ini disebabkan karena minyak sawit mengandung sedikit asam lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah seperti asam miristik dan asam laurik, tetapi mengandung banyak sekali asam lemak tidak jenuh tunggal, yaitu asam oleat, asam lemak tidak jenuh ganda seperti asam lemak linoleat, asam lemak linolenat.

 

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu. Tingginya kadar kolesterol terutama dalam fraksi LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol jahat dalam darah digolongkan salah satu penyebab utama timbulnya penyakit jantung koroner. Sedangkan tingginya kolesterol dalam HDL (high density lipoprotein) atau kolesterol baik sangat menguntungkan. Rasio total kolesterol / kadar kolesterol HDL yang rendah adalah sangat menguntungkan .

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi minyak sawit dapat meningkatkan kolesterol HDL sehingga menurunkan rasio kolestrol total/kolesterol LDL dalam darah. Hal ini berarti mengurangi risiko terjadinya atherosklerosis. Peningkatan HDL ini diduga karena tingginya kadar asam lemak tak jenuh dalam minyak sawit.

 

PUFA-Omega 6 telah terbukti menyebabkan turunnya kolesterol dalam LDL yang terdapat dalam plasma darah. Asam lemak jenuh rantai panjang memacu terjadinya proses atherogenesis, sedangkan PUFA yang terdapat banyak dalam minyak sawit justru akan menghambat terjadinya atherosklerosis. Sedangkan MUFA-Omega 9 yang cukup tinggi dalam minyak sawit, justru menurunkan kolesterol secara total.